Seni bonsai berkembang cukup pesat di Indonesia karena dipengaruhi oleh beragam faktor. Salah satunya adalah dukungan kesuburan alam dan kekayaan flora tropis yang dimiliki oleh Indonesia. Bahan dari kekayaan inilah karya seni bonsai di Indonesia lahir (Najoan et al, 2015).
Bonsai Serut |
Pohon yang semula tumbuh liar dengan pemeliharaan khusus tersebut tumbuhnya menjadi kerdil dan berbentuk beraneka ragam (S. Dwilestari et al 2018).
Seni memelihara dan membentuk tanaman yang kerdil ini disebut “pohon kerdil” sebenarnya mulai dikembangkan di Tiongkok sejak abad sebelas, kemudian masuk ke Jepang pada abad lima belas dengan nama yang berbeda yaitu “bonsai” (Nazaruddin, 2015).
Bonsai merupakan tanaman yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membentuk miniatur dari asli pohon yang sudah tua, besar dan liar di alam bebas.
Karya seni bonsai adalah perpaduan antara ilmu ilmiah dan alamiah. Ilmu ilmiah adalah kreativitas masing- masing seniman saat berhadapan dengan alam. Sedangkan seni bonsai yang menggunakan medium tanaman merupakan mahkluk hidup. Ini merupakan penerapan ilmu ilmiah yaitu ilmu botani.
Selain itu bonsai memiliki efek psikologis secara mental membuat rileks dan nyaman. Bonsai juga memiliki manfaat kesehatan yaitu mempromosikan gaya hidup sehat dengan cara memurnikan udara dan pesona hijau daunnya yang menyegarkan dan menyenangkan mata agar lebih damai dan tidak stress. Selain itu era pandemi Covid 19 penggunaan Air conditioner tidak dianjurkan untuk ruangan tertutup karena dinilai menularkan Covid 19.
Bonsai Beringin |
Proses Pembuatan Bonsai
Alat : Gunting tanaman, Kawat aluminium, Pisau grifting, Sungkup plastik, Polybag /Pot. Bahan : Stek Media tanam awal, Pasir malang (pasir sungai/lahar),Pupuk kandang, Pupuk kimia, Dekastar, NPK, Cocovid, Sepah tebu.
Proses produksi bonsai antara lain adalah:
1.Bonsai beringin dan serut yang telah siap, dilakukan proses pencakokan. Setelah tumbuh tunas kurang lebih 1 – 2 minggu, maka dapat dipindah ke polybag dengan media cocovid . Proses ini berlangsung selama 1 bulan, dengan melihat perkembangan akar dan tunas tumbuhan tersebut. Khusus untuk bonsai serut, ada kalanya bibit sudah tersedia di alam. Sehingga untuk bibit yang sudah tersedia di alam tersebut bisa langsung dipindahkan ke polybag
2.Kemudian setelah 1 bulan,bonsai siap untuk ditanam di dalam pot kecil, menggunakan media pasir malang dan pupuk kandang.
3.Setelah berada di pot dilakukan penyuburan agar tunas baru tumbuh, diberikan pupuk kimia (NPK), disiram secara teratur dan ditempatkan pada lingkungan yang sejuk dan cukup sinar.
4.Setelah usia tanam 1 sampai 2 bulan bisa dilakukan pengawatan dengan tujuan pembentukan batang dan pohon, jarak waktu 3 bulan kawat bisa dilepas.
5.Teknik pruning atau pengecilan daun bisa dilakukan di usia 3 bulan, dengan cara menyisakan ujung daun 1 atau 3 daun saja. Setelah daun baru kecil tumbuh, dahan dapat dipotong.
6.Teknik yang terakhir yaitu pengepotan. Jangka waktu 3 bulan sudah dapat dilakukan, dengan ciri tumbuh daun, dahan dipotong, dan dapat dipindah ke pot yang besar dan sesuai dengan bentuk dari bonsai tersebut